Apa yang harus dilakukan? Dan apa yang bisa kita lakukan?
Sebuah pertanyaan mengiris hati, ketika melihat sebuah pemberitaan perang ditimur tengah. Sementara kita di sini hanya. . .
Dimana disana mau ngurus kehidupan sosial hampir mustahil, mau mikir makan enak,berkeluarga, belajar dengan tenang, berwirausaha, tidur-tiduran, liburan, bermain dengan teknologi, nonton tv sulit sekali dilakukan.
Disana, setiap detik sangatlah berati, dalam hitungan perdetik bisa datang rudal, dan bahkan meninggal.
Kejadian yang terjadi di Negara-negara tersebut pun mengubah salah satu rukun islam, berubah pada bagian shalat, dimana sehari shalat wajib menjadi 6 kali sehari. Shalat subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Shalat mayat.
Apa yang harus kita lakukan disini? Di Negeri masih damai, namun api-api kerusakan mulai bermunculan dari segala penjuru, segala sektor. Apakah kita harus kesana?membawa senjata yang belum tentu memenangkan perang, atau membawa peralatan pertolongan yang mungkin kita hanya bisa terdiam melihat korban yang berjatuhan,darah yang keluar. Apakah kita harus menyumbangkan materi?materi yang belum tentu bisa sampai sana, dimana tidak ada rasa kepercayaan pada lembaga. Apakah cukup dengan doa saja?
Apa sebenarnya yang harus kita lakukan?
Semua pertanyaan itu terjawab oleh diri kita masing-masing. Ada yang mencoba kesana, ada yang memberi materi, ada yang hanya berdoa, dan ada yang tidak peduli, karena bukan urusan ataupun ketidaktahuan sebab akibat hal tersebut terjadi.
Tidak ada yang salah apa yang kita lakukan, hanya diri kita sendirilah yang menilai hal tersebut. Apakah dengan melakukan hal-hal tersebut pantas atau tidak?seusai atau tidak? benar atau tidak?
Jadikan ini sebagai intropeksi diri, agar kita bisa selalu beribadah dan teruslah bersyukur apa yang kita miliki.
Saudaraku yang disana, berjuanglah untuk Agama, bangsa dan Negara, kelak mungkin kita bisa becerita disurga-Nya yang aman den tentram
*Lakukanlah yang bisa kita lakukan saat ini, sebelum kita tidak bisa melakukan apapun
Baca Selengkapnya . .